Tuesday, March 17, 2015

YA RABB...AKU MENCINTAI CARA-MU MENEGURKU

Ya Rabb… saatku bersedih, Kau hadirkan orang-orang terbaik tuk menghiburku. Kau hadirkan insan-insan berhati mulia yang senantiasa mengajarkanku tuk mencintai-Mu. Dan ku tahu Kau selalu ada di sampingku, tersenyum padaku.

Saat ku mulai lelah dengan perjalanan panjang tak berujung, lelah mengejar cita yang tak kunjung dapat ku gapai, Kau beri aku bingkisan indah, sebuah jalan terbaik yang tak pernah terpikir olehku. Dan saat ku mulai bimbang dengan pilihanku, Kau bimbing aku menuju cahaya-Mu.

Saat ku mulai malas berinteraksi dengan surat cinta-Mu, saat novel terlihat lebih menggiurkan tuk di lahap, saat facebook terlihat lebih menggoda untukku, saat otak begitu menuntutku tuk di isi dengan agenda permasalahan dunia, saat itulah Kau tegur aku. Saat itulah hati mulai terasa hampa. Namun tak Kau biarkan aku terbuai dengan pesona indahnya dunia yang hanya sementara. Kini ku sadari, kekuatanku ada saat ku dekat dengan surat cinta-Mu. Ketenangan hadir saat lantunan ayat-ayat-Mu ku baca. Dan ku sadari kebersihan hatiku hanya ku dapat saat jiwa ini tak lepas dari Al-Qur’an surat cinta-Mu yang begitu agung nan syahdu..

Saat diri ini mulai malas menunaikan berbagai amanah, saat tubuh ini begitu ingin diistirahatkan, saat jiwa petualangku begitu menuntut tuk lari bersama angin meninggalkan semuanya. Kembali Kau ingatkan aku bahwa kewajiban yang ada memang lebih banyak dari waktu yang tersedia. Kesenangan yang ku damba di dunia tak kan seberapa dibandingkan dengan kenikmatan abadi di akherat nanti yang telah disediakan oleh-Nya atas setiap pengorbanan dari insan yang rela berjuang di jalan-Nya. Kau ingatkan aku akan azab melalaikan amanah. Hingga kesenanganku menikmati kebebasan sirna seketika karena dihantui rasa bersalah hingga mengajakku kembali kepada-Mu. Kembali untuk mengemban segala amanah yang ada di pundakku.

Saat udara dingin mengurungkan niatku menemui-Mu di sepertiga malam, saat mataku terpejam terlalu dalam, saat tubuhku malas untuk bangkit. Saat itulah teguran itu mulai ku rasakan. Pagi yang cerah seolah kehilangan keceriaannya. Setiap kata yang terucap seolah jadi tak bermakna dan begitu hambar. Jangankan bisa menyentuh hati lawan bicara, hati sendiripun seolah kehilangan ruhnya.
Saat pikiranku mulai melayang dengan angan yang tak tentu arah. Saat mengingat-Mu tak lagi sempurna. Saat itulah Kau tegur segala kelalaianku. Kau buat aku menyadari betapa kecilnya anganku itu dan betapa besarnya cita-cita yang seharusnya ku gapai serta betapa banyaknya tugas yang membutuhkan uluran tangan dan tanggung jawabku.
Bukankah kita semua menyadari akan harapan dan cita-cita besar kita? Sungguh tak ada waktu tuk berleha-leha dan tak ada waktu tuk memikirkan hal-hal yang tak berkaitan dengan segala harapan dan cita-cita kita.

Saat waktuku terlalu sibuk mengejar kesenangan dunia dan terlalu sibuk mencari cinta manusia, Kau ingatkan aku betapa ruginya menukar cinta-Mu Yang Maha Penyayang dengan itu semua. Padahal cinta-Mu pasti menundukkan kecintaan seisi langit dan bumi.

Ya Rabb.. Sungguh cara-Mu menegurku begitu indah, begitu manis dan penuh cinta. Terkadang ku harus sakit, ku harus jatuh, dan ku harus menangis. Namun dalam hatiku yang penuh noda ini tetap Kau sisipkan sebuah celah tuk memasukkan cahaya hidayah-Mu agar aku bisa memahami kasih sayang-Mu. Cahaya itulah yang menyadarkanku akan teguran-Mu dan mengembalikan jiwaku yang lalai agar kembali mengingat-Mu. 

Sesungguhnya di kala kita renungkan selalu ada hikmah di balik setiap peristiwa namun hanya orang-orang berimanlah yang mampu memetik hikmah itu. Hanya hati yang bersih yang mampu menerima cahaya hidayah-Nya. Hanya hati yang terbuka yang mampu membaca cinta-Nya dan hanya orang-orang berakal-lah yang mampu belajar serta memahami teguran-Nya sehingga berubah menjadi pribadi yang lebih mulia.

Ya Rabb… Aku mencintai cara-Mu mencintaiku.


Aku mencintai cara-Mu menegurku. Maka ajari aku untuk terus mencintai-Mu dan tetapkan iman di dadaku hingga akhir waktuku. Aamiin.

No comments:

Post a Comment