Wednesday, May 14, 2014

Muhasabah Diri (Coretan Hati)



Bismillah…
Tidak semua yang saya inginkan bisa saya peroleh, tidak semua ujung dari ikhtiar seperti yang saya rencanakan di awal, bahwa ketika saya merangkai hidup 1 + 1 dan 2 yang di harapkan terjadi namun tidak selamanya begitu. Karena pada akhirnya takdir ALLAH lah yang akan terjadi, meski kadang takdir tak lagi mampu saya pahami apa yang harus saya lakukan?
Masih terngiang di telinga kalimat “Man purpose, ALLAH dispose” bahwa hidup adalah rangkaian ikhtiar demi ikhtiar dan ujung dari ikhtiar ini bukan manusia yang menyelesaikan. Yang berawal dari sebuah niat, niat yang mulia maupun yang tidak mulia maka akan selalu ada dua kemungkinan yang terjadi di ujung ikhtiar yaitu apakah hasil yang akan terjadi itu sesuai dengan rencana saya atau sebaliknya. Inilah ruang kuasa ALLAH. Ya, ada ruang yang harus saya sadari. Ruang dimana setiap ikhtiar tak dapat saya ketahui ujungnya, ruang yang benar-benar sangat gelap bagi saya.
Ruang itu adalah kehendak ALLAH… (Q.S. Ar - Rad : 39)
“Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan apa yang Dia kehendaki”
Dan betul bahwa saya hanya hamba. Apa yang terjadi pada seorang hamba tak luput dari kehendak ALLAH. Yang perlu saya pahami, di dalam setiap ehendak ALLAH bernama takdir adalah bukan hanya ALLAH menunjukkan betapa Maha Berkehendaknya Dia, tapi juga betapa ALLAH mengetahui segala-galanya,  bahkan yang menurut saya gelap dan misteri, ALLAH mengetahui itu.
Yang telah terjadi, yang sedang terjadi, dan yang akan terjadi semua dalam genggaman ALLAH (Subhanallah), untuk itulah ALLAH memilihkan takdir terbaik karena DIA bukan hanya berkehendak tapi juga Maha Tahu. Sedang saya? Saya adalah milik ALLAH dan setiap pemilik akan memelihara apa yang dimilikinya dengan kasih saying. Artinya…apapun itu, ya apapun itu yang terjadi saat ini karena ALLAH menyayangi saya. Mungkin saat ini terlihat seperti luka yang perih menyayat hati. Namun tahukah saya, bahwa esok ini akan menjadi sesuatu yang saya syukuri. Sesuatu yang akan mendekatkan diri saya kepada ALLAH. Lalu masihkah saya menyalahkan takdir, atau marah atas takdir saat ini ketika saya tahu bahwa ini terjadi karena kasih sayang-NYA?
Ketika semua tak seperti yang saya inginkan, sedih pasti, kecewa apalagi, dan akan menjadi kekeliruan yang fatal. Ketika saya salah menyikapi, haruskah saya merah dengan ALLAH yang telah memutuskan ini terjadi? Satu hal yang harus saya ingat “Boleh jadi engkau menyukai sesuatu tapi itu belum tentu baik menurut ALLAH, dan boleh jadi engkau membenci sesuatu tapi itu belum tentu buruk menurut ALLAH.” Siapa yang lebih tahu, saya atau ALLAH? Jadi, kalau saya protes, sok tahu banget. Saya merasa bahwa rencana saya yang terbaik dan harus terjadi.
Hidup memang hitam putih, berliku dan kadang harus memasuki lorong gelap sendiri. Namun, semua karena kasih sayang ALLAH. Bukankah ALLAH tidak pernah membiarkan saya sendiri melalui semua ini? Janji ALLAH untuk bersama orang-orang yang sabar itu pasti di penuhi-NYA. ALLAH tidak pernah ingkar janji, jadi JANGAN BERPRASANGKA BURUK kepada ALLAH bahwa luka ini terjadi karena ALLAH tidak saying saya, Naudzubillahimindzalik.
Dan teruslah penuhi hidup dengan berbaik sangka kepada ALLAH. Jangan ada ruang sekecil apapun dalam diri ini untuk berburuk sangka pada-NYA. Dapat menemui kehendak-NYA sejalan dengan prasangka saya kepada-NYA. Percaya deh, dengan berbaik sangka kepada ALLAH akan merubah musibah menjadi anugerah, kesedihan menjadi kegembiraan. Karena ALLAH mengikuti prasangka hamba-NYA. Ujian, kehilangan, luka yang terjadi akan berubah dalam sesaat menjadi kekuatan hidup yang kian membuat saya lebih bijaksana dan tenang.
Saya jadi ingat ucapan sahabat saya, “Kalau semua yang terjadi adalah takdir ALLAH, ngapain dong gue harus sibuk ikhtiar Ki? Duduk manis aja nunggu takdir.” Ini namanya pasrah. Kira-kira apa yang akan kita dapet ketika kita hanya pasrah tanpa ikhtiar? Dapat apa yah kira-kira? Satu lagi yang perlu diingat takdir ALLAH adalah akhir dari ikhtiar, ikhtiar dulu baru takdir. Mau apa hidup Cuma gitu-gitu aja, pahala gitu-gitu aja, tingkat kemuliaan juga gitu-gitu aja, sudah terlalu banyak orang biasa di bumi ALLAH ini, maka kita harus menjadi hamba yang LUAR BIASA! Kan gitu yah?!
Ketika takdir ALLAH tak dapat dipahami, maka kembalikanlah kepada-NYA, Sebab memang ada ruang gelap yang dengan ilmu saya akan sulit saya pahami, namun tak sulit untuk di renungi. Di ruang inilah tempat saya menyandarkan segala pengharapan saya. Di ruang inilah energy tawakkal saya letakkan, kepasrahan saya labuhkan, Akhirnya, sayapun akan mengerti takdir ALLAH adalah cinta-NYA kepada saya.
Again, kita hanya hamba, hanya debu, ALLAH lah pemilik segala keputusan. STOP bertanya mengapa begini, mengapa begitu, tak akan sanggup kita memahami ruang misteri milik ALLAH. ALLAH lebih tau yang terbaik, semakin ridho semakin cinta ALLAH kepada kita. Yuk, kita raih cinta ALLAH melalui keikhlasan dan keridhoan ini, Ridho!

3 comments: