Saturday, May 17, 2014

BACALAH TENTANG DIRIMU, MAKA KAMU AKAN MENGERTI BAHWA SESUNGGUHNYA DIRIMU ADALAH INDAH..



Allah telah menciptakanmu dengan begitu teratur dan sempurna, maka dari itu berbanggalah menjadi muslimah dengan menjadi taat kepada-Nya. Dia tetap memeliharamu bahkan saat kau tidak mencintai-Nya. Dia mengasihimu dan tetap memberikan kepadamu jatah rizki, bahkan disaat kau mengkhianati-Nya. Dan Dia pun akhirnya memaafkan kesalahanmu saat kau bertaubat, walaupun selanjutnya kau mengulang kesalahan yang sama. Lagi dan lagi…

Memang, menebus kecintaan-Nya adalah sangat mustahil dilakukan. Maka satu-satunya cara untuk membalasnya adalah menjadi hamba yang baik untuk-Nya. Walaupun itu memang sama sekali tidak menguntungkan atau merugikan-Nya, namun percayalah kesetiaan terhadap aturan dan jalan-Nya, akan selalu membawamu kepada kemuliaan seorang hamba.

Menjadi mulia… ternyata lebih mendamaikan bahkan daripada sekedar mendapatkan gelar sebagai ‘kaya’. Lalu mengapa harus kau rendahkan dirimu sendiri dengan menyelisihi Allah Sang Maha Penguasa, hanya demi memenuhi nafsu yang memenuhi rongga dadamu?

Bacalah kewajibanmu, maka kau akan mengerti bahwa seorang wanita sangatlah dimuliakan oleh Allah lewat sebuah hal yang bernama melayani. Dengan melayani keluarga dan suami, maka kau telah melekatkan kebuah keajaiban kepada dirinya sendiri sebagai seorang wanita.

Kau yang dengan segala keringanan mengesampingkan kesenanganmu sendiri demi kebahagiaan orang lain. Ah, simpanan terbaik apalagi di dunia ini yang lebih baik selain seorang istri yang begitu sangat sholihah dan mencintai keluarganya diatas kepentingan dan kelegaan hatinya sendiri. Suami adalah kunci menuju surge, kehidupan terabadi di tempat yang paling indah. Subhanallah, semoga akhirnya kehidupan terbaik disana bisa di peroleh.

Bacalah tentang kekuranganmu, maka kau akan mengerti cara tepat menjadikan dirimu hebat, tanpa harus menjadi dipaksakan untuk sempurna. Kesadaran tentang kekurangan itu akan menjadikan kau pribadi  yang tidak sombong di hadapan Yang Maha Segala apalagi di hadapan manusia.

Saat kau mengenal kekuranganmu, maka akan banyak kesempatan bagimu untuk melembutkan hati dan mengasah kasih sayangmu untuk selanjutnya kau sebarkan keindahan itu kepada seluruh dunia.
Bacalah tentang masa lalumu, maka kau akan mengerti  betapa Allah sangat Maha Penyayang dan mengasihimu. Allah menuntunmu kepada jalan yang terbaik walaupun kadang kau khianati.

Kasih sayang-Nya tiada batas, walau seringkali kita membatasi diri dengan-Nya lewat dosa=dosa yang kau perbuat. Maka dari itu jangan tunda sujudmu. Mohonkanlah ampunan atas jalan salah yang telah kau ukir dalam kebanggaan berbuat dosa.

Bacalah setiap lembaran hidupmu, maka kau akan mengerti betapa Allah Subhanahu Wata’ala telah mengembankan padamu tugas yang berat dan indah, namun tidak melebihi kemampuanmu.

Kau adalah mampu, walaupun kau suka berputus asa dengan berkata tidak mampu. Kau adalah pemenang, walau sesekali terpuruk menjadi pecundang. Kau adalah anugerah, maka jangan anggap dirimu sebagai sampah. Kau indah, bahkan terlalu indah untuk sekedar kau caci maki. Kau adalah hamba yang taat, walau sesekali kau salah jalan. Namun lihatlah Sang Maha Penolong masih tersenyum dalam keteledoran yang kau lakukan.

Dan yakinlah dia akan selalu memaafkanmu, selama kau  ikhlas meminta maaf. Lalu, atas alasan apalagi kau harus menunda tobatmu? Apakah kau perlu harus menyaksikan dahulu kemurkaan Allah atasmu?

MUNGKIN SAATNYA KITA MENANGIS



Mungkin saatnya kita menangis
Ketika menghidupkan malam sudah hilang kelezatannya
Ketika masjid mulai ditinggalkan
Ketika berkumpul dengan orang shalih terasa hambar
Ketika hati tak lagi merindu
Ketika diri semakin terbelenggu

Ketika kegelisahan dan keraguan bercampur menjadi satu
Dan seolah ingin melepaskan semuanya tapi diri ini merasa berat
Ketika akal sehat sudah mulai berkarat
Melepaskan belenggu dengan sesuatu yang tidak bermanfaat

Kemana semangat menggebu yang dulu pernah singgah
Kemana cita-cita yang pernah hadir
Jikalau saat ini pintu dunia sudah mulai terbuka
Pintu syurga semakin terlupa

Mungkin ini saatnya kita menangis kawan
Merenungi diri yang tak lagi tajam dalam bersikap
Seolah tumpul termakan nafsu dunia
Seolah tunduk pada ego diri

Betul, sebagai manusia mungkin kita tidak sempurna
Mungkin pula selalu lemah
Tetapi…  apakah itu menjadi alasan?
Apakah itu menjadi acuan?
Dalam menyikapi segala kejadian yang membuat kita lalai dalam bertindak

Ingat, hidup adalah suatu perjalanan panjang yang berliku
Ujian dan tantangan adalah suatu bumbu manis yang senantiasa hadir dalam langkah kita
Bila tiba saatnya nanti mungkin kita akan merasakan arti atas perjalanan kita

Permasalahannya adalah akankah kita kalah dan terpuruk dalam menghadapi segala keadaan saat ini
Sesungguhnya hanya orang-orang yang sabar yang akan mendapatkan kemenangan
Mungkin saatnya kita menangis kawan…
Mengapa jarak terentang dan waktu yang berlalu telah mengubah begitu banyak?
Bukan, bukan berarti aku sudah baik

Hanya aku rindu melihatmu ada di rumah Allah
Ada dalam ikatan mulia yang pernah hadir
Ada dalam dirimu yang dulu

Duhai Rabbi… Kembalikan dia yang dulu
Agar kami bisa bersama dalam barisan yang mencintai-Mu

BINTANG MELEDAK : BUKTI KEBENARAN ISLAM









Foto tersebut bukanlah foto biasa melainkan foto sebuah bintang meledak yang berjarak 3000 tahun cahaya jauhnya dari kita yang diambil oleh NASA Hubble Space Telescope, Foto dari NASA : Bukti kebenaran islam.

Dalam keterangan resminya NASA mengatakan : Foto ini menunjukkan bintang sekarat yang meledak, dan mereka menamakannya dengan “Cat’s Eye Nebula”. Tapi silahkan anda perhatikan baik-baik foto tersebut “Benar-Benar Persis” seperti membentuk kelopak bunga Mawar Merah yang disertai kilatan cahaya bukan?!
(Sebagaimana terlihat dalam foto yang diambil oleh Telescop Hubble)


Bagaimana bila seandainya kita katakana : Al-Qur’an, sudah terlebih dahulu sejak dari 1400 tahun yang lalu telah mengatakan mengenai hal ini. Subhanallah, inilah bukti kebenaran islam. Tepat pada surat Ar-Rahman, di ayat ke-37. Dalam Al-Qur’an, ALLAH SWT berfirman melalui lisan Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana firmannya :
            “Maka apabila langit telah terbelah dan menjadi merah mawar seperti (kilapan) minyak.”
                                                                                                            (Q.S Ar-Rahman : 37)
Subhanallah…
Al-Qur’an lebih dari 1400 tahun yang lalu sudah menunjukkan kepada kita dengan tepat menuliskan :
            “TERBELAH MENJADI MAWAR MERAH !” (Sebagaimana foto yang sedang kita saksikan sekarang)
Subhanallah, inilah bukti kebenaran Islam.



Friday, May 16, 2014

BUKA MATA, TELINGA DAN HATI



Sebuah kisah renungan semoga bermanfaat bagi diriku, dirimu dan diri kita…

Diantara rintik hujan yang mengantar senja ke tempat peristirahatannya, semilir angin berhembus menerpa wajah-wajah letih di jalanan membuat orang enggan untuk keluar rumah. Genangan-genangan air mulai muncul di jalan-jalan beraspal yang tidak lama lagi akan memantulkan cahaya lampu-lampu jalan menandakan malam segera datang.

Di sudut jalan seorang anak kecil asih asyik memainkan mobil-mobilan bekas yang di perolehnya tadi siang dari tempat sampah. Ibunya masih tertidur disampingnya, atap-atap lebar rumah dan lebatnya pohon melindungi mereka dari sapuan air hujan. Di sudut lain tampak beberapa pengemis dan pemulung juga mulai merebahkan diri.

“Allahu Akbar…Allahu Akbar” kumandang adzan maghrib terdengar saling bersahutan dari corong-corong speaker masjid, suara yang mengajak orang menemuui Rabb-nya.

“Bu…Bu…sudah adzan mau sholat ga?” teriak anaknya membangunkan sang ibu, tapi ibunya msih tertidur dengan pulasnya. Anak itu diam lalu meneruskan bermain mobil-mobilan. Setelah hampir setengah jam asyik bermain, anak tersebut kembali membangunkan ibunya, “Bu...Bu..Ibu gak sholat? Bangun dong Bu. Firman lapar nih!” teriak anaknya, tapi ibunya masih lelap tertidur, tidak bergeming sedikitpun.

Karena keletihan membangunkan ibunya, ia pun tertidur di sampingnya. Anak itu berusia lima tahun dengan badan kurus dan lusuh, sedangkan ibunya berusia sekitar tiga puluh tahun dengan wajah kurus pucat seperti orang yang sakit keras.

Tidak beberapa lama adzan isya berkumandang. Hujan semakin deras, jalanan tampak sepi. Anak itu terbangun sambil meringis karena merasa lapar. Dia bangun lalu berlari ke arah masjid di seberang jalan. Ia pun menengadahkan tangan kepada jamaah masjid yang hendak melaksanakan sholat. Anak itu telah terbiasa mengemis di depan masjid dan di persimpangan jalan, tetapi malam itu tidak satupun jamaah yang memberikannya uang.

Dia terus meringis menahan sakit perut  yang belum terisi sejak pagi karena ketika siang hari ibunya muntah-muntah kemudian tidur dan belum bangun sampai malam itu.

“Aro’aitalladzii yukaddzibubiddin, fadzaa likalladzii yadu’ul yatiim, wa laa ya khuddu’alaa tho’aamil miskiin.” (Tahukah kamu orang yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.)
Terdengar suara imam membaca surat Al Ma’un dari dalam masjid tentang para pendusta agama. Semua jamaah hafal ayat itu tapi sama seperti nasib anak diluar masjid itu, surah Al Maa’un tersebut terlantar di sudut ingatan.

Anak itu berlari kembali kepada ibunya sambil menangis menahan sakit, tubuhnya basah oleh air hujan. Air yang bagi makhluk lain menjadi rahmat, tetapi baginya menjadi seperti sapaan Allah terakhir kepadanya. Dia tertidur sambil memegang perut di dada ibunya. Kedua ibu dan anak itu pada pagi harinya di temukan warga telah meninggal dunia. Meninggalkan derita yang di deranya. Meninggalkan para pendusta agama yang tidak pernah mau menyapanya.

Saudaraku…

Ketika malam hujan menghampiri kita, disaat kita berkumpul bersama keluarga dan merasakan kehangatan, maka sesekali ambillah payung lalu keluar rumah. Carilah rintihan di sudut-sudut jalan, di halte-halte bis, sapalah mereka. Redakan ketakutan di hati mereka, berbagilah sedikit.

Jika kokohnya rumah kita masih membuat takut anak-anak kita ketika mendengar petir, lalu bagaimana dengan teriakan anak-anak tanpa atap tersebut? Siapa tahu senyuman kita mampu mengusir galau dan resah di hati mereka lalu perlahan-lahan bisa melunturkan stempel pendusta agama di sekeliling kita. Atau di kala kita melihat pengemis di jalanan andaikan kita tidak bisa memberi barang yang berguna, berilah sedikit senyuman. Janganlah kita menghardik dan mencacinya. Siapapun sebetulnya tidak ingin memiliki nasib yang demikian. Buka mata, telinga dan hati. Mari kita peduli dan berbagi apapun yang kita miliki, setidaknya sedikit bisa mengurangi beban di hati saudara-saudara kita.