Saturday, April 16, 2016

MENJADI PRIBADI LUAR BIASA, TAK PERLU SAMA

Bagi sebagian besar orang, yang namanya akhwat itu harus identik dengan sifat lembut, kalem, tidak bicara kasar, menjaga sopan santun dan lain sebagainya. Kalau mengenai ikhwan…yaa seorang yang identik dengan sifat tegas, pandai orasi, berwibawa, dll. Pantas saja kalau sebagian orang terheran-heran ketika ada seorang akhwat yang punya sifat “nyentrik”, dan menjadi kaget melihat ikhwan yang punya sifat lemah lembut.

 Ingatkah kita kisah teladan dari Rasulullah SAW dan para sahabat. Mereka adalah sosok yang mengagumkan. Bahkan 10 diantaranya dijamin masuk surga. Ada juga 4 pemimpin kaum hawa di jannah-Nya kelak, mereka berasal dari negeri yang berbeda-beda, dengan adat/kebiasaan yang berbeda, dengan sifat yang berbeda pula. Rasulullah SAW adalah seorang yang paling lembut terhadap istri dan anak-anaknya, sangat sopan terhadap para sahabat/shobiyahnya. Bahkan pada seorang kafir buta yang sudah tua. Setiap hari beliau menyuapi orang kafir yang buta ini, sampai beliau wafat. Saat Abu Bakar menggantikannya untuk menyuapi orang buta itu, ia bisa dengan mudah membedakannya. Tapi Rasulullah SAW adalah orang pertama yang "tidak terima" saat kaum kafir memusuhi islam. Sikapnya begitu tegas dan keras saat musuh-musuh islam itu merajalela.

 Ingatkah engkau dengan sosok Abu Bakar? Sosok ikhwan yang sangat menjaga kesopanan, lemah lembut terhadap sesamanya. Dari segi fisik, beliau adalah seorang yang bertubuh kurus, sampai celananyapun sering kedodoran. Walau beliau banyak harta, tapi tak menghalanginya untuk menjauhkan lambung dari tempat tidurnya.

 Beda lagi dengan Umar Bin Khattab. Secara fisik, sosoknya tinggi bear dan kekar. Sifatnya sangat tegas. Tapi tak jarang beliau ditemukan dalam keadaan menangis tersedu dalam shalat, bahkan sampai pingsan. Sosok yang selalu ingin bersaing dengan Abu Bakar ini, tak jenuh menanyakan pada Rasulullah SAW tentang apa-apa yang bisa membuatnya lebih dekat dengan Allah SWT.

 Utsman Bin Affan, seorang ikhwan hartawan yang sangat pemalu, bahkan malaikatpun malu kepada beliau. Tak enggan memberikan harta di jalan Allah, itulah karakteristiknya.

 Lain lagi dengan Ali bin Abi Thalib. Beliau seorang pemuda yang sangat bersahaja. Pemuda pertama yang memeluk agama Islam. Pemuda yang sangat menjaga hati terhadap lawan jenisnya, sampai Allah 'menghadiahkan' sosok lembut Fatimah binti Muhammad sebagai pendamping hidupnya. Walau keduanya sudah 'ada rasa' sebelumnya, tapi mereka berusaha untuk tidak mengekspresikan sebelum saatnya tiba. Masya Allah...

 Ummahatul Mukminin, para wanita yang mendapat kehormatan mendampingi Rasulullah SAW, wanita dengan karakter luar biasa. Mereka semua memiliki karakter berbeda-beda dan memiliki keunggulannya masing-masing. Semua punya keunggulan amal, punya akhlak mulia yang luar biasa.

 Siti Khadijah, sosok keibuan yang tiada bandingnya di hati Rasulullah SAW. Bahkan Rasul pun sering menyebut namanya walau beliau sudah tiada hingga Aisyah cemburu dibuatnya. Khadijah adalah sosok penuh pesona, walaupun beliau seorang janda, seorang hartawan dan bangsawan, tapi tak membuatnya bimbang untuk menyerahkannya demi kemun-tijahan Islam.

 Aisyah adalah sosok wanita dengan kedalaman ilmu yang sangat luar biasa. Bahkan seorang sahabat berkata, "Kalau ilmu Aisyah ditukar dengan ilmu para wanita di dunia, niscaya tidak sebanding dengannya. Hafalan hadistnya tidak perlu diragukan, kepandaiannya dalam ilmu kedokteran dan sastra, tak perlu di sangkal."

 Hafshah binti Umar adalah seorang pemelihara Al-Qur'an.

Ummu Salamah adalah istri Rasulullah SAW yang pertama masuk madinah.

Ummu Habibah adalah mukminah yang amat setia terhadap agamanya.

Juwairiyah binti Al-Harist adalah wanita pembawa berkah besar bagi kaumnya. Para Shohabiyahpun tidak perlu di ragukan lagi.

Asma' binti Abu Bakar ialah sang pemilik dua ikat pinggang.

Ummu Khultsum binti Ali ialah bidan muslimah pertama.

Sumayyah binti Khayyah ialah syahidah pertama dalam Islam.

Ummu Umarah ialah prajurit mukminah.

 Dan masih banyak lagi...

 Pertanyaannya sekarang, bagaimana dengan kita? Silakan memilih teladan yang paling dikagumi, karakter yang paling sesuai diterapkan dengan diri pribadi. Jangan sampai tidak memilih sama sekali, begitu sindiran seorang ustadz.

 Kawan, sekali lagi mencontoh bukan berarti harus sama. Kita tetap bisa menjadi diri sendiri. Tinggal mengoptimalkan berjuang meraih ridho-Nya. Sungguh, masing-masing dari kita pasti memiliki kecenderungan yang berbeda, punya sifat yang tidak sama, punya amal unggulan yang berbeda, asalkan tidak melanggar syariat-Nya. Malu rasanya diri ini mengingat pribadi-pribadi luar biasa yang disebutkan diatas.

Ada teman yang sangat mendahulukan shalat di awal waktu dengan berjamaah. Ada yang senang membangunkan teman kost untuk sholat malam, mengirim SMS tausyiah berkesinambungan, puasa senin kamis yang selalu di laksanakan, hafalan Qur'an yang sungguh mengagumkan,karakter yang sangat pandai menyemangati para stafnya, sosok yang tak kenal lelah yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga, Sholat Dhuha yang tak pernah ditinggalkannya.

 Ada akhwat yang sangat sopan dalam berkata-kata, ada pula yang dengan semangat mengutarakan ide gagasannya. Ada Ikhwan yang sangat tegas walau dalam keadaan bercanda, ada pula yang sangat sopan dan menjaga tata krama. Semua karakter itu, semua sifat itu adalah anugerah dari Allah untuk kita.

Seorang yang pandai berorasi, sangat tepat ditempatkan di barisan terdepan saat aksi.
Seorang yang sangat pandai dalam entrepreneur, sangat diperlukan dalam menyokong dana.
Seorang konseptor sangat diperlukan untuk menyumbangkan ide dan gagasannya demi kegiatan yang tepat sasaran.
Seorang yang ahli dalam kerja-lerja teknis sangat diperlukan untuk merealisasikan konsep yang cemerlang.
Seorang yang 'pelit', sangat cocok ditempatkanpada posisi bendahara.
Seorang yang senang shopping dan wisata kuliner, pasti tepat ditempatkan dibagian konsumsi. Seorang yang hobi berpetualang, akan cocok untuk menentukan tempat yang tepat untuk sebuah kegiatan.
Bahkan seorang yang suka kebut-kebutan akan sangat diperlukan untuk menjemput pembicara.

 Dari sisi kelemahan selalu ada sisi kebaikan. Maka, dalam barisan kebaikan ini, tiada yang sia-sia. Allah SWT menciptakan semua perbedaan itu agar kita salin g menguatkan. Bukankah sebuah taman akan tampak lebih indah dengan bunga-bunga den kupu-kupu yang berbeda-beda warnanya?

1 comment: