Si kecilku Naura, saat ini usianya 3 tahun 1 bulan. Di
usianya ini, ia tumbuh berkembang semakin aktif dan kritis. Rasa ingin tahunya
semakin besar, ia kerap bertanya padaku, “ini apa bunda?” atau “Kenapa malam
itu gelap bunda?” dan sejumlah pertanyaan lainnya yang terkadang membuat otakku
berputar mencari jawaban yang tepat dan bisa ia mengerti.
Banyak orang bilang, mengasuh anak perempuan tak se-ekstrim anak lelaki. Namun faktanya tidak begitu, anak laki-laki maupun perempuan pasti memiliki sisi ekstrim sendiri. Hal itu karena, yaa namanya juga anak-anak. Mereka selalu melakukan apa yang mereka suka, bahkan seringkali melakukan apa yang tidak kita duga sebelumnya. (Ekstrim disini maksudnya kewalahan)
Banyak orang bilang, mengasuh anak perempuan tak se-ekstrim anak lelaki. Namun faktanya tidak begitu, anak laki-laki maupun perempuan pasti memiliki sisi ekstrim sendiri. Hal itu karena, yaa namanya juga anak-anak. Mereka selalu melakukan apa yang mereka suka, bahkan seringkali melakukan apa yang tidak kita duga sebelumnya. (Ekstrim disini maksudnya kewalahan)
Seperti Naura, di usianya ini ia semakin aktif bermain. Jika
bermain, segudang mainannya akan ia keluarkan semua. Tak jarang, mainan itu ia
lempar kesana kemari. Lalu jika sudah bosan, ia tinggal begitu saja. Alhasil,
rumahpun penuh dengan lautan mainan yang mendadak membuat saya pusing
melihatnya.
Ini belum seberapa, mainan yang lain terserak diatas kasur dan meja rias. hehehe
Emosi? Ingin marah? Kesal? Saya akui, Iya. Wajar dan sangat
manusiawi jika memiliki perasaan seperti itu. Apalagi, saya merupakan tipe
orang yang sangat menyukai kebersihan dan kerapihan. Dulu saat sebelum menikah,
satu lembar kertas tissue yang terserak sudah saya anggap hal yang mengganggu
pandangan mata. Sementara setelah memiliki si kecil, saya harus akrab dengan
pemandangan lautan mainan yang terserak dimana-mana seisi rumah.
Lantas apa saja tips saya dalam menghadapi si kecil yang
tengah aktif-aktifnya ini? Berikut adalah tipsnya :
- 1. Membiarkan apa yang ingin dia lakukan.
- 2. Memarahi bukanlah solusi. Jikapun ingin melatih anak agar mencintai kerapihan, ajarkan dengan perangai yang lembut secara perlahan.
Sesungguhnya hanya itu tips-tips yang
saya gunakan. Ketika saya emosi dan ingin memarahi karena tingkahnya, saya
selalu ingat bahwa kelak saya akan merindukan masa-masa ini. Saya tidak ingin merusak
masa kecilnya dengan bentakan-bentakan yang kelak bisa meninggalkan kesan buruk
dalam benaknya. Lagipula, bukankah berantakannya mainan merupakan tanda anak
sehat tak terbantahkan kan?
tipsnya menarik.
ReplyDeleteair minum le minerale