Tuesday, April 30, 2013

KEUTAMAAN SHOLAT SUBUH


Subuh adalah salah satu waktu diantara beberapa waktu, dimana Allah Ta’ala memerintahkan umat islam untuk mengerjakan shalat kala itu. Allah Ta’ala berfirman :
“ Dirikanlah shalat  dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).”  (Q.S. Al-Isra : 78)
Banyak yang tidak tahu keutamaan shalat subuh. Betapa banyak kaum muslimin yang lalai dalam mengerjakan sholat subuh. Mereka lebih memilih melanjutkan tidurnya ketimbang bangun untuk melaksanakan sholat. Jika kita melihat jumlah jamaah yang sholat subuh di masjid, akan terasa berbeda dibandingkan dengan jumlah jamaah pada waktu sholat lainnya. Keutamaan sholat subuh apabila seseorang mengerjakan sholat subuh, niscaya ia akan dapati banyak keutamaan.
Diantara keutamaan sholat subuh adalah :
1.   Salah satu penyebab masuk surga
Rasulullah SAW bersabda : “ Barangsiapa yang mengerjakan sholat bardain (yaitu sholat subuh dan ashar) maka dia akan masuk surga.”   (H.R Bukhari No. 574 dan Muslim No. 635)
2.   Salah satu penghalang masuknya neraka
Nabi SAW bersabda :
“ Tidaklah akan masuk neraka orang yang melaksanakan sholat sebelum terbitnya matahari (yaitu sholat subuh) dan sholat sebelum tenggelamnya matahari (yaitu sholat ashar).”
                                                                   (H.R. Muslim no. 634)
3.   Berada di dalam jaminan Allah
Rasulullah SAW bersabda :
“ Barangsiapa yang sholat subuh maka dia berada dalam jaminan Allah. Oleh karena itu jangan sampai Allah menuntut sesuatu kepada kalian dari jaminan-Nya. Karena siapa yang Allah menuntutnya dengan sesuatu dari jaminan-Nya, maka Allah pasti akan menemukannya, dan akan menelungkupkannya di atas wajahnya dalam neraka jahannam.”
                                                                   (H.R. Muslim no. 163)
4.   Dihitung seperti sholat semalam penuh
Nabi SAW bersabda :
“ Barangsiapa yang sholat isya berjamaah maka seolah-olah dia telah sholat malam selama separuh malam. Dan barangsiapa yang sholat subuh berjamaah maka seolah-olah dia telah sholat seluruh malamnya.”
                                                                   (H.R. Muslim no. 656)
5.   Disaksikan para malaikat
Nabi SAW bersabda :
“ Dan para malaikat malam dan malaikat siang berkumpul pada sholat fajar (subuh).”
                                                          (H.R. Bukhari no. 137 dan Muslim no. 632)

Ancaman bagi yang meninggalkan sholat subuh

Padahal banyak keutamaan sholat subuh yang bisa didapat apabila seseorang mengerjakan sholat subuh. Tidakkah kita takut dikatakan sebagai orang munafik karena meninggalkan sholat subuh ? Dan kebanyakan orang meniggalkan sholat subuh karena aktivitas tidur.
Nabi SAW bersabda :
“ Sesungguhnya sholat yang paling berat dilaksanakan oleh orang-orang munafik adalah sholat isya dan subuh. Sekiranya mereka mengetahui keutamaan keduanya, niscaya merka akan mendatanginya sekalipun dengan merangkak.”
                                                          (H.R. Bukhari no. 657 dan Muslim no. 651)


Wednesday, April 24, 2013

Rasa Minder Itu....


Setiap manusia pasti punya rasa minder. Perasaan yang acapkali membuat kita merasa paling terpuruk atau jelek di banding yang lain. Perasaan yang membuat kita merasa bahwa kehidupan yang dimiliki sekarang terlalu sederhana dan mungkin terkesan engga ada apa-apanya dibanding yang lain.
Pun aku, aku memiliki rasa itu. Apalagi kalau sudah dikaitkan dengan kecantikan. Kadang aku bertanya, “Kenapa hidungku pesek? “ atau “Kenapa gigiku tidak rata?” aku tak memiliki apapun.
Astaghfirullah.. jadinya malah tidak bersyukur.
Jadi inget kutipan mba Asma Nadia dalam bukunya Sakinah Bersamamu
“Rasa minder membuktikan kita masih luput melihat begitu banyak karunia yang telah Allah berikan. Tubuh yang sehat, Alhamdulillah. Kalaupun ada sakit, banyak juga hamba-Nya yang diuji dengan penyakit yang jauh lebih berat. Alhamdulillah ada tempat berteduh, meski sepetak. Alhamdulillah sehari-hari ada yang dimakan. Alhamdulillah menghirup oksigen masih gratis. Alhamdulillah tubuh masih bisa digerakkan, masih berjalan dengan dua kaki, masih memiliki tangan, masih memiliki banyak gigi, masih memiliki rambut biar kurang mengkilap juga...(tapi bagiku, biarpun sedikit. Hehe coz rambutku kan dikit )
Masih bisa beribadah dengan tenang, walau kadang malas-malasan. Sementara muslim-muslim yang lain harus beribadah dibawah desingan peluru, dan kemungkinan ditembak sniper, setiap saat. Begitu banyak nikmat, alhamdulillah.
Bersyukur...  jangan pernah merasa kurang. Lihat pada apa yang kita miliki dan bukan sebaliknya. Lihat pada apa yang orang-orang lain tidak miliki padahal kita miliki.”
10/11/2012 18:22:50

Tuesday, April 23, 2013

Bakti Seorang Istri


Bila malam sudah beranjak mendapati Subuh, bangunlah sejenak.  Lihatlah istri Anda yang sedang terbaring letih menemani bayi Anda. Tataplah wajahnya yang masih dipenuhi oleh gurat-gurat kepenatan karena seharian ini badannya tak menemukan kesempatan untuk istirahat barang sekejap,Kalau saja tak ada air wudhu yang membasahi wajah itu setiap hari,barangkali sisa-sisa kecantikannya sudah tak ada lagi.

Sesudahnya, bayangkanlah tentang esok hari. Di saat Anda sudah bisa merasakan betapa segar udara pagi, tubuh letih istri Anda barangkali belum benar benar menemukan kesegarannya. Sementara dia langsung dihadapkan oleh tugas-tugas yg sudah menunggunya, membereskan rumah,memikirkan makanan apa yang harus dihidangkan hari ini atau bahkan bersiap untuk berangkat kerja sedangkan anak-anak sebentar lagi akan meminta perhatian bundanya, membisingkan telinganya dengan tangis serta membasahi pakaiannya dengan pipis tak habis-habis.
Baru berganti pakaian, sudah dibasahi pipis lagi. Padahal tangan istri Andapula yang harus mencucinya.

Di saat seperti itu, apakah yang Anda pikirkan tentang dia? Masihkah Anda memimpikan tentang seorang yang akan senantiasa berbicara lembut kepada anak-anaknya seperti kisah dari negeri dongeng sementara di saat yang sama Anda menuntut dia untuk menjadi istri yang penuh perhatian, santun dalam bicara, tulus dalam memilih kata serta tulus dalam menjalani tugasnya sebagai istri, termasuk dalam menjalani apa yang sesungguhnya bukan kewajiban istri tetapi dianggap sebagai kewajibannya yaitu membantu mencari nafkah.

Sekali lagi, masihkah Anda sampai hati mendambakan tentang seorang perempuan yang sempurna, yang selalu berlaku halus dan lembut? Tentu saja saya tidak tengah mengajak Anda membiarkan istri kita membentak anak-anak dengan mata rnembelalak. Tidak. Saya hanya ingin mengajak Anda melihat bahwa tatkala tubuhnya amat letih, sementara kita tak pernah menyapa jiwanya, maka amat wajar kalau ia tidak sabar.

Begitu pula manakala matanya yang mengantuk tak kunjung memperoleh kesempatan untuk tidur nyenyak sejenak, maka ketegangan emosinya akan menanjak. Disaat itulah jarinya yang lentik bisa tiba-tiba membuat anak kita menjerit karena cubitannya yang bikin sakit.

Apa artinya? Benar, seorang istri shalihah memang tak boleh bermanja-manja secara kekanak-kanakan, apalagi sampai cengeng. Tetapi istri shalihah tetaplah manusia yang membutuhkan penerimaan. Ia juga butuh diakui dan dihargai meski tak pernah meminta kepada Anda. Sementara gejolak-gejolak jiwa yang memenuhi dada, butuh telinga yang mau mendengar. Kalau kegelisahan jiwanya tak pernah menemukan muaranya berupa kesediaan untuk mendengar, atau ia tak pernah Anda akui keberadaannya, maka jangan pernah menyalahkan siapa-siapa kecuali dirimu sendiri jika ia tiba-tiba meledak.

Jangankan istri kita yang suaminya tidak terlalu istimewa, istri Nabi pun pernah mengalami situasi-situasi yang penuh ledakan, meski yang membuatnya meledak-ledak bukan karena Nabi SAW  tak mau mendengar melainkan semata karena dibakar api kecemburuan. Ketika itu, Nabi SAW  hanya diam menghadapi Aisyah yang sedang cemburu seraya memintanya untuk mengganti mangkok yang dipecahkan.


Alhasil, ada yang harus kita benahi dalam jiwa kita. Ketika kita menginginkan ibu anak-anak kita selalu lembut dalam mengasuh, maka bukan hanya nasehat yang perlu kita berikan.  Ada yang lain. Ada kehangatanyang perlu kita berikan agar hatinya tidak dingin, apalagi beku, dalam menghadapi anak-anak setiap hari. Ada juga perasaan aman dan dilindungi dalam kelangsungan hidupnya dan anak-anaknya baik secara materi dan nonmateri.

Ada penerimaan yang perlu kita tunjukkan agar anak-anak itu tetap menemukan bundanya sebagai tempat untuk memperoleh kedamaian, cinta dan kasih-sayang. Ada ketulusan yang harus kita usapkan kepada perasaan dan pikirannya, agar ia masih tetap memiliki energi untuk tersenyum kepada anak-anak kita. Sepenat apa pun ia.

Ada lagi yang lain: pengakuan dan penghargaan. Meski ia tidak pernah menuntut, tetapi mestikah kita menunggu sampai mukanya berkerut-kerut. Karenanya, marilah kita kembali ke bagian awal tulisan ini. Ketika perjalanan waktu telah melewati tengah malam, pandanglah istri Anda yang terbaring letih itu. Lalu pikirkankah sejenak, tak adakah yang bisa kita lakukan sekedar Untuk mengucap terima kasih atau menyatakan sayang? Bisa dengan kata yang berbunga-bunga, bisa tanpa kata.

Dan sungguh, lihatlah betapa banyak cara untuk menyatakannya. Tubuh yang letih itu, alangkah bersemangatnya jika di saat bangun nanti ada secangkir minuman hangat yang diseduh dengan dua sendok teh gula dan satu cangkir cinta. Sampaikan kepadanya ketika matanya telah terbuka, ada secangkir minuman hangat untuk istriku. Perlukah aku hantarkan untuk itu?



Sulit melakukan ini? Ada cara lain yang bisa Anda lakukan. Mungkin sekedar membantunya menyiapkan sarapan pagi untuk anak-anak, mungkin juga dengan tindakan-tindakan lain, asal tak salah niat kita. Kalau kita terlibat dengan pekerjaan di dapur, rnemandikan anak, atau menyuapi si mungil sebelum mengantarkannya ke TK, itu bukan karena gender-friendly tetapi semata karena mencari ridha Allah. Sebab selain niat ikhlas karena Allah, tak ada artinya apa yang kila lakukan. Kita tidak akan mendapati amal-amal kita saat berjumpa dengan Allah di yaumil-kiyamah. Alaakullihal, apa yang ingin Anda lakukan, terserah Anda. Yang jelas,ada pengakuan untuknya, baik lewat ucapan terima kasih atau tindakan yang menunjukkan bahwa dialah yang terkasih. Semoga dengan kerelaan kita untuk menyatakan terima-kasih, tak ada airmata duka yang menetes dari kedua kelopaknya. Semoga dengan kesediaan kita untuk membuka telinga baginya, tak ada lagi istri yang berlari menelungkupkan wajah di atas bantal karena merasa tak didengar. Dan semoga pula dengan perhatian yang kita berikan kepadanya, kelak istri kita akan berkata tentang kita sebagaimana Bunda ˜Aisyah radhiyallahu anha berucap tentang suaminya,Rasulullah SAW. Ah, semua perilakunya menakjubkan bagiku.”
Sesudah engkau puas memandangi istrimu yang terbaring letih, sesudah engkau perhatikan gurat-gurat penat di wajahnya, maka biarkanlah ia sejenak untuk meneruskan istirahatnya. Hembusan udara dingin yang mungkin bisa mengusik tidurnya, tahanlah dengan sehelai selimut untuknya. Hamparkanlah ke tubuh istrimu dengan kasih-sayang dan cinta yang tak lekang oleh perubahan, Semoga engkau termasuk laki-laki yang mulia,sebab tidak memuliakan wanita kecuali laki-laki yang mulia.
Sesudahnya, kembalilah ke munajat dan tafakkurmu. Marilah kita ingat kembali ketika Rasulullah SAW  berpesan tentang istri kita “Wahai manusia, sesungguhnya istri kalian mempunyai hak atas kalian sebagaimana kalian mempunyai hak atas mereka. Ketahuilah, kata Rasulullah SAW melanjutkan, kalian mengambil wanita itu sebagai amanah dari Allah, dan kalian halalkan kehormatan mereka dengan kitab Allah. Takutlah kepada Allah dalam mengurus istri kalian. Aku wasiatkan atas kalian untuk selalu berbuat baik. Kita telah mengambil istri kita sebagai amanah dari Allah. Kelak kita harus melaporkan kepada Allah Ta’ala bagaimana kita menunaikan amanah dari-Nya, apakah kita mengabaikannya sehingga guratan-guratan dengan cepat menggerogoti wajahnya, jauh lebih awal dari usia yang sebenarnya? Ataukah, kita sempat tercatat selalu berbuat baik untuk istri ?”











Source by : copas from web